Setiap orang punya jalan hidup mereka sendiri. Setiap kita punya takdir hidup dikemudian hari. Setiap diri Tuhan titipkan anugrah berupa mimpi. Agar sang Cipta mau untuk menjalani.
Meski, beberapa mimpi tak berujung didapati. Jangan lantas mengutuk diri. Evaluasi. Wajib, tapi jangan sampai diri ini frustasi.
Meski, beberapa cita tak berujung kisah nyata. Jangan lantas berputus asa. Lara. Tak mengapa, tapi jangan merasa Tuhan tak adil dengan kita.
Tetap semangat bergerak. Tetap berdiri tegak. Awas! jangan congkak
Aku hanya berbagi cerita. Dari kerasnya usaha. Dan lembutnya doa. Agar aku bisa jadi Mahasiswa.
Terimakasih sudah bersedia membaca.
9 juli, pagi ini aku bangun lebih awal dari biasanya. Jam menampilkan angka 3:20 saat alarm yang telah ku set malam harinya berdering. Aku duduk, sembari mengumpulkan seluruh kesadaranku untuk beranjak ke kamar mandi.
Tidak ada acara special hari ini, namun hari ini adalah hari dimana awal perjalanan panjang dalam hidupku dimulai. Hari ini pengumuman SBMPTN, penentu apakah aku diterima ITB ? tepat pukul 15:00 sore nanti. Pagi ini adalah kesempatan tahajjud untuk memohon yang terakhir.
Tak ada yang hal-hal khusus dalam tahajjudku, semua orang bisa melakukannya dengan hajat dan keinginan masing-masing. Aku senantiasa berdoa agar lolos menjadi mahasiswa ITB tahun ini. Selepas tahajjud sambil menunggu shubuh aku membuka ponsel, sebuah notifikasi muncul dilayar.
Pesan dari seorang kakak yang kurindukan, sosok luar biasa yang membersamaiku selama hampir 3 tahun di SMA, sebelum dimasa akhir ujian kelas 12 ku kita jarang berkirim kabar apalagi berjumpa, sebatas viewer cerita dimedsosnya saja. Beliau mengirim pesan semangat kepadaku, doa agar dan ikhlas menerima atas segala yang Allah tetapkan nanti.
Aku kembali bergetar dan merasa sesak. Ini sudah hampir shubuh aku harus berhenti menangis meskipun dalam doa, aku tidak ingin terlihat sembab saat pergi masjid nanti. Jujur aku merasa sangat khawatir dengan pengumuman ini, aku takut tidak lolos dengan aku belum mulai untuk menyiapkan ujian mandiri.
Ada pikiran bagaimana jika aku gagal kuliah tahun ini ? bagaimana aku menjalani hidup esok jika hari ini aku gagal ? dan aku juga bukan mampu untuk berkuliah diswasta sehingga tidak ada opsi untuk mencoba kesana.
Shubuh tiba, aku merasa tenang saat sholat. sekembalinya dari masjid aku sudah merasa lebih siap menunggu waktu pengumuman..
Pagi ini udara tidak dingin seperti kemarin-kemarin. Selepas shubuh aku mulai membantu keperluan rumah dan adikku sekolah. Melihatnya pergi aku tersenyum dan bergumam, hmm masa pengangguran ini asik, hidup tanpa terikat waktu dan rutinitas. Kita tidak harus terburu melakukan apapun, semua dikerjakan sesuka kita dengan tempo yang selama-lamanya.
Setelah sarapan aku hanya bermain ponsel kembali, membuka semua sosmedku dengan menggeser jempol. Semuanya sama saja, hanya berisi reminder dan info simpang siur SBMPTN, sungguh menyebalkan. Padahal aku butuh sesuatu untuk membuatku tidak melulu memikirkan ini. Hingga Whatsapp ku memunculkan pesan grup, kubuka lalu kubaca hingga aku sadar, aku punya agenda hari ini untuk melupakan pengumuman sejenak dan aku malah melupakannya !
Aku telah siap pergi menuju lokasi tempatku and the genk akan
membersihkan sampah di sungai. Karena jauh aku bersiap untuk berangkat lebih
awal, tapi… kuotaku habis. Oke sip. Ini bakal makan waktu buat ngisi krn bli
nya dimarket place. Singkat cerita aku sampe dirumah temen yang buat janjian
dan TAARAA… aku ditinggal ke sungai.
Ini juga menyebalkan, apa ngga bisa nunggu tmnnya sampe gt, kan aku juga gatau dimana sungai nya. Tapi emg aku yg salah, telat banget sampenya. Hasilnya aku nunggu doank dirumah tmn nunggu mereka pada balik dan aku ikut di ronde ke 2, (Tengtengg). Mereka datang dan aku beneran jadi ikut ke sungai. Ini sungguh aktivitas mulia, karena kita bisa membantu kebersihan lingkungan sekaligus bantu lupain sejenak pengumuman menegangkan itu. Siang itu kita selesai dan makan dilanjut pulang ke rumah masing-masing.
Aku menjalankan motor sesantai mungkin berharap ini seperti memperlambat waktu.
Aku terbangun dari tidur siangku. Emang bener dah, tidur tu bakal bikin kita ngelupain apa-apa yang ada didunia. Aku bangun saat sudah ashar, fyi ini udh lebih dari jam 15. Kupandangi ponsel yang sengaja kumatikan sebelum tidur untuk menenangkan diri. Sholat ini aku bener-bener berusaha keras untuk khusu’. Aku sudah sangat dibayangi dengan pengumuman yang sudah kuniatkan dibuka setelah sholat ashar.
Dalam doa Panjang terakhirku, aku menyebut semua kebaikan-kebaikanku (Namanya tawasul,) aku berdoa untuk hasil yang terbaik bagiku. Mengingat semua perjuanganku, Lelah letihku, hingga kebaikan dan pengorbanan yang dilakukan orantuaku. Untuk kesekian kali aku menangis dalam permohonan panjang kepada Allah untuk ke lolosan ku.
Tak lupa kebaikan guru dan teman seperjuanganku. Aku memutar semua dalam doaku, hingga diujung aku akan mengakhiri doaku. Aku tak memohon untuk ITB, aku hanya ingin lolos SBMPTN. Aku hanya ingin membuat orangtuaku bangga. Aku hanya ingin membawa kabar gembira pada keluarga besarku. Aku hanya ingin memberi contoh pada teman dan adik kelasku.
Aku ingin bersyukur kepada Allah atas segala karunia nikmatNya kepadaku selama ini.
Aku pulang dengan hati yang kumantabkan menerima segala hasil. Aku harus kuat dengan segala ketetapan yang Allah berikan. Kubuka laptop dan segera meluncur ke web pengumuman. Sebelum kutekan lihat hasil ku buka ponsel dan melihat grup genk ku. MEREKA SUDAH PADA LOLOS DI PILIHAN PERTAMA. Dadaku sesak, aku senang melihat mereka berhasil. Tulisan selamat di kampus ITB, UGM, UNS menghiasi grup.
Aku diam, menutup ponsel, memejamkan mata, dan berdoa, “Ya Allah aku
ingin lolos seperti mereka.” Kutekan jariku yang sudah berada diatas tombol
enter, menarik nafas, membuka mata dan melihat :
Aku menangis, yah tangis bahagia. Sangat bahagia. Aku belum pernah merasa sebahagia ini. Allah membalas semua usaha dan ikhtiarku, mendengar dan mengabulkan semua doa-doa ku, menjawab semua keraguan dan kekhawatiranku, Allah memberiku rizki untuk berkuliah di ITB. Berjuang dan mengembangkan diri disana.
Aku mencari ibuku dan memeluknya. Tangisku bertambah. Ibuku malah bingung, apa lolos apa tidak ? kuajak ibu kedepan laptop, beliau tersenyum dan mencium keningku. Ayah lalu datang dan memberiku selamat serta memelukku. Waktu itu aku merasa sangat bersyukur kepada Allah atas lolosku, dan atas dua orang yang diciptakanNya untukku.
Malam itu aku tak henti-hentinya memuji Allah, juga mengucapkan terimakasih kepada semua yang memberiku ucapan selamat. Aku tak banyak bertanya pada yang lain. Karena aku yakin rezeki setiap orang berbeda, tidak ada doa yang tertolak hanya ditunda waktu dikabulkannya.
Dan untuk siapapun yang membaca postingan ini terimakasih bersedia mampir diblog ini. Semoga kisahku bermanfaat. Dan untuk kalian yang sama denganku. Dimanapun kalian, kuucapkan selamat bagi kalian yang lolos SBMPTN tahun 2019. Semoga itu adalah jalan terbaik yang Allah pilihkan untuk kita. Semoga segala cita kedepan juga senantiasa dihiasi dengan perjuangan, karena… tak ada kebagiaan tanpa perjuangan.
Dan untuk kalian yang belum diterima di SBMPTN kali ini. Tetap semangat
yah !! sedihlah sewajarnya dan jangan banyak menangisi masa lalu. Karena Allah
sedang menyiapkan masa depan yang cerah untuk kita semua. Tak ada doa yang
tertolak hanya ditunda dikabulkan, tak ada kegagalan hanya keberhasilan yang
tertunda. Selalu semangat berjuang semoga Allah memberi jalan terbaik untuk
kalian didepan sana.

Tidak ada komentar: