Belakangan ini, suhu
udara terasa panas sekali. Kamu kerasa ngga?
Aku jadi lebih mudah berkeringat meskipun hanya melakukan pekerjaan dirumah dan halaman. Karena panas, nikmat sekali rasanya berlama-lama mandi dan banyak minum.
“Eh ngomongin air,
sebelumnya sudahkah kamu mengenal air dengan baik?”
“Dan tahukah kamu kalau sekarang, air sedang tidak baik-baik saja?”
Pastinya udah pada tahu donk, kalau air merupakan komponen penyusun utama kehidupan. Dimana setiap makhluk hidup termasuk manusia, itu butuh air untuk mempertahankan kelansungan hidupnya. Manusia menggunakan air untuk berbagai keperluan. Dari utamanya dikonsumsi sebagai air minum, hingga untuk keperluan rumah tangga.
Sebenarnya air sudah tersedia melimpah dan mengalami siklus daur ulang alami. Jadi, secara normal jumlah air bersih yang ada itu konstan.
Air Bersih
“Trus, kita lebih
sering dengernya itu air bersih.” Iya ngga sih?
Kalau ku pikir-pikir. Air bersih merupakan sebutan bagi air yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan. Air bersih umumnya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan industri seperti restoran dan penginapan.
Untuk mendapatkannya, bisa diperoleh dari air tanah dangkal dengan penggalian lalu dibuatkan sumur. Kemudian ada juga air tanah dalam yang merupakan cadangan air tanah yang lebih baik. Kualitas dan kuantitasnya tidak dipengaruhi musim dan bebas dari bakteri.
“Lalu apakah semua air
didunia ini masih kurang?”
Tentu tidak, tapi perlu kamu ketahui, meskipun 2/3 bumi kita ini terdiri atas air. Namun, 97% air bumi berada di laut dan samudra dalam bentuk air asin. Hanya 3% sisanya yang merupakan air tawar yang sebagian besar membeku pada es di kutub.
Sehingga, tinggal tersisa 1% persen saja air tawar dibumi yang tersebar dalam tanah, sungai, dan danau diseluruh dunia. Diperkirakan hanya 0,5% saja air dibumi yang layak diminum oleh manusia.
“udah mulai kepikirannya?” sama aku juga. Tapi ini fakta lho.
Bagaimana Kondisi Air
Sekarang?
Aku merupakan seseorang yang hidup cukup nomaden. Karena kedua orangtuaku berasal dari daerah berbeda yang cukup jauh. Aku lahir di Gresik dan sempat tinggal disana beberapa waktu kemudian pindah ke Surabaya.
Saat ini, keluargaku menetap di Yogyakarta sementaran aku melanjutkan kuliah di Bandung, Tempat nenek dari keluarga ayahku. Sesekali, aku juga mengunjungi kerabat yang berada di Serang.
Dari keluarga ayah, ibu, kerabat dan keluargaku, kami semua menggunakan air tanah untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Ada kesamaan pengalaman yang aku rasain disemua daerah tersebut. Dimana kian waktu udara kota terasa semakin panas dan kering. Bandung misalnya, emang sih terasa lebih dingin waktu masih shubuh sampe pagi gitu. Namun, pada saat matahari telah muncul udara akan mulai terasa sangat panas.
Rupa-rupanya kondisi gerah ini diakui oleh nenekku yang sudah puluhan tahun tinggal di Bandung. Katanya benar, kian lama udara kota terasa semakin panas, cukup membuat rasa tidak nyaman. Tidak seperti dahulu yang dingin dan sejuk.
Satu lagi, kesamaan pengalaman yang aku rasain adalah pernah kehabisan air untuk kebutuhan rumah saat berada disemua kota tersebut.
Bahkan di Gresik, ibu bercerita bahwa dulunya dekat rumah kakek ada mata air menyembur yang dijadikan tempat mandi dan mencuci umum. Namun kini hilang seolah tertimbun entah bagaimana, menyisakan bangunan pemandian yang masih bisa aku lihat sampai sekarang.
Ibu juga bilang bahwa di Gresik, dulunya banyak telaga yang sangat mudah dijumpai. Namun, kini hampir tak bersisa berganti dengan perumahan penduduk pendatang.
Banyak yang bilang bahwa berkurang dan hilangnya air adalah akibat dari sikap manusia yang hedonis dalam menggunakan air. Tidak memerdulikan siklus alami daur air atau bahkan malah merusaknya.
Udara yang panas juga akibat dari semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan pabrik yang menghasilkan emisi. Yang ternyata berdampak pada kuantitas dan kualitas air karena perubahan iklim.
Dalam siaran #RuangPublikKBR pada 22 Mei lalu yang aku dengarkan. Disampaikan banyak pemaparan salah satunya tentang penyebab krisis air dan penurunan kualitas air.
Perubahan Iklim yang terjadi dalam kurun beberapa waktu belakangan membuat ketersediaan air bersih mengalami krisis. Menurut WHO, krisis air dunia terjadi akibat dari perubahan iklim yang ekstrem. Perubahan iklim bisa berakibat pada kenaikan temperatur, perubahan tekanan udara, dan curah hujan.
Aku pernah membaca sebuah jurnal dengan studi kasus west bank, Palestina. Dimana air tanah merupakan sumber utama air bersih. Didapatkan kesimpulan bahwa ketersediaan air tanah dipengaruhi oleh temperatur udara dengan menurunnya prestisipasi. [1]
Krisis Air Bersih
Indonesia
Aku keinget saat lebaran 2018 lalu di Gresik, ketika keluarga besar kami
berkumpul di rumah kakek, air kran tidak mengalir karena sumur kering. Keluargaku
yang baru tiba malam itu tidak bisa mandi setelah perjalan jauh dan akhirnya
harus menumpang dahulu di langgar dekat rumah untuk bersih-bersih.
*Huft sedih banget...
Akhirnya kami memutuskan untuk membeli air malam itu juga. Pakdhe sampai harus menunggu hingga dini hari, tank air yang secara kolektif kami pesan dengan orang lain agar bisa mandi saat esok berhari raya.
Kata pakdhe ini bukan kali pertama rumah kakek kehabisan air. Biasanya pakdhe hanya membeli pada tukang jirigen keliling yang lewat. Setiap hari hingga sumur kembali berair. Namun, kali ini harus memesan tank air karena kebutuhannya banyak. Kami menampung air dalam gentong besar, bak mandi, dan semua ember yang ada dirumah.
Kalau ku renungkan, sedih rasanya membayangkan bagaimana sewaktu ibu kecil, air masih melimpah di tanah Gresik ini. Telaga dengan mudah dijumpai diberbagai penjuru. Bahkan, mata air juga menyembur dengan deras didekat pemukiman.
Namun kini, hanya terpaut satu generasi aku lahir dan tumbuh. Pemandangan dan pengalaman itu tak lagi kujumpai. Bahkan berbalik dimana terkadang kami harus mengalami kekeringan hingga harus membeli air.
Dalam siaran #RuangPublikKBR juga disampaikan masalah ini
krisis air ini.
Bahwa di Indonesia sendiri,Cadangan air bersih akan semakin langka di Pulau Jawa, bali, dan Nusa Tenggara hingga tahun 2030. Hal ini disampaikan dalam rencana pembangunan menengah 2020-2024 oleh kementrian pembangunan nasional atau BAPPENAS.
Di tahun 2020 ini kekeringan diprediksi akan mengancam 10% daerah indoenesia atau setara dua kali pulau jawa.[2]
Aku juga membaca berita yang diterbitkan di laman LIPI pada agustus 2019, Jawa diprediksi akan mengalami defisit air hingga tahun 2070 dengan proporsi luas daerah krisis air meningkat hingga 9,6% pada tahun 2045.
Faktor terbesar penyebab krisis air di Jawa adalah perubahan iklim yang membuat air lebih banyak menguap ke udara. Hal ini memengaruhi keseimbangan neraca air di Pulau Jawa. Keseimbangan neraca air ini berpengaruh pada kesediaan air yang kebutuhannya semakin meningkat karena pertumbuhan penduduk dan perubahan tata guna lahan. [3]
Apa Dampaknya Apabila Terjadi Krisis Air Bersih?
Aku pernah mengalami sakit kulit saat tinggal di asrama dahulu. Entah tertular atau bagaimana asalnya. Dimana kulit terasa sangat gatal dan jika digaruk terus menerus akan berair.
Pengobatannya juga harus disiplin dan telaten dalam merawat kulit, nggaaak nyaman sekali rasanya waktu itu. kata dokter, itu disebabkan karena kurangnya kebersihan kulit dan benda yang kerap bersentuhan dengan kulit.
Waktu itu emang asramaku sering mati air. Sehingga aku dan teman lainnya, beberapa kali terpaksa cukup mandi sehari sekali, padahal tubuh kami aktif bergerak dan berkeringat. Lingkungan asrama juga menjadi jarang kami bersihkan dengan benar karena kekurangan air untuk membersihkannya.
Krisis air bersih tentu merupakan masalah serius yang memiliki dampak negatif yang besar. Karena air memiliki peran vital yang tak tergantikan dalam kehidupan. Maka tentu akan berdampak buruk apabila tidak terpenuhi dengan cukup. Dari mulai penyakit ringan hingga membawa penderitanya pada kematian.
Penyakit Akibat Krisis
Air Bersih
Kalau kita pikirkan bersama, kesediaan air yang terbatas pasti bakal langsung ngurangin tingkat kebersihan suatu lingkugan masyarakat. Karena kan, setiap kegiatan yang membutuhkan air akan ditunda atau dilakukan sekadarnya. Dari situ, kita akan aware dan sadar. Penyakit “mengintai” saat krisis air adalah penyakit kulit dan pencernaan.
Menurut dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam. Penyakit diare akan meningkat seiring dengan kurangnya kesediaan air bersih yang digunakan untuk mencuci dan memasak segala kebutuhan pangan.
Ketika seseorang menderita diare, maka dia harus meminum banyak cairan dengan tujuan mecegah terlalu banyak elektrolit yang hilang dari tubuh. Kehilangan banyak cairan dan elektrolit akan mengganggu fungsi ginjal yang dalam tingkat akut menyebabkan kematian.[4]
Penyakit kulit terutama jamur sangat berpotensi terjadi, terlebih pada negara tropis seperti kita. Kulit akan lebih banyak berkeringat. Kulit yang kotor, berkeringat dan lembab sangat mudah terserang jamur. Terutama derah lipatan. Mandi teratur dan rajin berganti pakaian adalah cara sederhana untuk menghindari infeksi jamur pada kulit.
Masalah Ekosistem
Ini masalah yang tak
kalah penting menurutku.
Berkurangnya air yang merupakan komponen abiotik dalam ekosistem tentu sangat mempengaruhi komponen biotik seperti hewan dan tumbuhan. Dimana manusia sangat membutuhkan keduanya sebagai sumber pangan.
Berkurangnya air permukaan, juga akan membuat lahan basah berkurang dan mengurangi kesuburan tanah sehingga tumbuhan tidak tumbuh dengan baik bahkan mati. Hewan akan mengalami kelaparan akibat tumbuhan yang mati. Pada akhirnya, dapat berakibat pada meningkatnya angka kelaparan karena berkurangnya tumbuhan dan hewan.[5]
Apa yang bisa kita
lakukan untuk menghemat air?
Sebagai masyarakat yang
secara langsung menggunakan air dalam kehidupan sehari-hari. Sudah sepatutnya
aku, kamu, dan kita semua menggunakan air secara bijaksana dan
bertanggungjawab. Dengan demikian kita dapat membantu meminimalkan musibah
krisis air dan menjaga kelestarian hingga generus anak cucu kita kelak.
Menghemat Air #dirumahaja
Selama pemberlakuan WFH
a.k.a #dirumahAja. Penggunaan air kita akan relatif meningkat. Oleh karena itu,
diperlukan kesadaran bersama untuk berupaya melakukan penghematan. Tentu ada
banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menghemat air dan mencegah faktor
terjadinya krisis air. Berikut beberapa contoh mudah yang bisa kita praktikan.
![]() |
Kiat menghemat air dari rumah |
Kran digunakan untuk mendapatkan air dari sumber yang telah dibuat, tentu kita setiap hari memegangnya. Sadarkah bahwa awal dari pemborosan air adalah karena kita tidak peduli dengan kran air kita, terutama saat menggunakannya dalam waktu lama atau mengisi sesuatu.
Mengisi bak hingga penuh sering dilakukan untuk menjaga kesediaan air apabila suatu waktu terjadi masalah seperti penyumbatan atau mati listrik. Akan tetapi, seringkali kita terlupa dan berlama-lama membiarkan air tumpah ketika bak penuh dan tidak bersegera mematikannya. Tentu ini merupakan suatu pemborosan apabila menjadi kebiasaan!
Kamu tidak membutuhkan air saat sedang mencuci tangan dan menggosok gigi kan?
Seringkali, kita membiarkan kran mengalir begitu saja tanpa kita gunakan saat sedang membersihkan tangan atau gosok gigi. Bahkan menurut penelitian kita bisa membuang hingga enam liter air dalam sekali menggosok gigi.
Tips: setelah mengisi bak hingga penuh gunakan ember atau wadah kecil sebagai tampungan setiap saat ketika kita membutuhkan air. Hal ini akan mengurangi intensitas kita dalam pengisian bak dan meminimalkan pemborosan.
Matikan kran saat kita menyabuni tangan dan menggosok gigi, baru nyalakan saat hendak membilas dan berkumur. Ini efektif untuk menghemat air.
2|Gunakan Gayung
Dari judul point mungkin kamu akan bertanya-tanya, bagaimana mungkin? Menggunakan gayung untuk menghemat air. Tapi semakin lama peran benda ini kian terganti dengan banyak sistem lainnya terutama yang saat ini sering digunakan yaitu sistem flush.
Menggunakan flushing memang memudahkan kita saat membersihkan bekas buang air. Tapi perlu kamu ketahui, flushing yang sering kita gunakan seringkali mengeluarkan air berlebih daripada yang dibutuhkan.
Dalam sehari ada sekitar 2,5 galon air terbuang karena penggunaan flushing. Bayangkan akan berapa banyak air yang terus terbuang jika kita terbiasa selalu menggunakan flushing?
Maka mari kita mulai kembali penggunaan gayung sebagai upaya penghematan daripada menggunakan flush. Setelah selesai buang air, siapkan wadah atau kran sumber air untuk mengisi gayung kita dan siramkan pada bekas buang air.
Tips: Kamu bisa menyiramnya saja dengan gayung karena ini lebih menghemat air. Gunakan flush hanya saat kita sedang terburu-buru atau tidak ada air yang dapat digunakan untuk menyiram. Tapi jangan lupa untuk selalu siapkan ya.
3| Berhemat saat mandi
Salah satu yang menjadi masalah adalah penggunaan dengan hedonis air dalam memenuhi kebutuhan. Kebiasaan menggunakan air saat mandi secara berlebihan dan kurang terkontrol membuat air banyak terbuang.
Berhemat saat mandi merupakan cara sederhana dalam menghemat air. Karena kalau kita pikir-pikir penggunaan air untuk mandi merupakan yang terbesar dari kebutuhan lainnya.
Oh iya, kurang-kurangi mandi menggunakan bathtub! Karena banyak sekali air yang digunakan untuk memenuhi bathtub hingga dapat digunakan untuk berendam. Bahkan setelahnya, kamu masih membutuhkan air untuk membilas tubuh. Mandilah dengan gayung atau shower, ini akan lebih menghemat air yang kamu gunakan.
Tips: pakailah sabun, shampoo, dan menyikat gigi dalam waktu bersamaan. Sehingga hanya membutuhkan satu kali bilas untuk membersihkan semuanya.
4|Gunakan lebih sedikit sabun
Selama WFH, mencuci menjadi salah satu pengisi waktu dimana sebelumnya banyak benda yang ingin kita bersihkan namun terkendala jadwal yang padat. Ketika membersihkan suatu benda tentu kita menggunakan bahan lain seperti detergen.
Bagaimana penggunaan
detergen bisa menghemat air?
Bahan pembersih yang kita gunakan tentu butuh dibilas diakhirnya. Gunakanlah sedikit detergen, karena semakin banyak detergen yang kita gunakan semakin banyak air yang diperlukan untuk membilasnya.
Tips: tuang detergen terlebih dahulu pada ember yang akan digunakan untuk merendam dan membersihkan pakaian, sepatu, atau lainnya. kemudian isi dengan air kran yang mengalir cukup kencang. Ini akan membuat busa detergen lebih melimpah, hanya dengan sedikit saja.
5|Atur Keperluan Menyirammu
Selain mencuci pakaian, mencuci kendaraan atau menyiram tanaman juga menjadi kegiatan pengisi waktu. Akan tetapi, tahukah kamu bahwa secara tidak sadar melakukan pemborosan air saat sedang menyiram kendaraan maupun tanaman.
Tips: Siramlah tanaman di pagi hari, hal ini karena suhu udara di pagi hari relatif belum terlalu panas sehingga akan lebih sedikit air yang menguap ke udara dan lebih banyak yang akan diserap oleh tumbuhan. Suhu udara malam hari memang juga dingin, tetapi hal ini tidak dianjurkan karena berpotensi menumbuhkan jamur.
Ketika mencuci kendaraan gunakan selang bertekanan tinggi. Hal ini dapat menghemat hingga 80% penggunaan air. Jika tidak memiliki selang bertekanan tinggi, alangkah lebih baik kita mencuci kendaraan kita di tempat cuci saja yang sudah menggunakan selang bertekanan. Terlebih jika menggunakan PAM sebagai sumber air. Biaya dan tenaganya akan lebih hemat.
6|Gunakan Kembali Airmu!
Banyak lho, penggunaan air harian rumah kita yang sebenarnya masih dapat dimanfaatkan kembali untuk berbagai kebutuhan lainnya. salah satu contohnya adalah air bekas cucian bahan makanan seperti sayur, buah, dan beras. Kita dapat memakai air sisa cucian yang masih relatif bersih untuk keperluan menyiram tanaman! Ini yang sering ibu gw biasakan pada semua anak-anaknya.
Selain membagi tugas rumah untuk semua anaknya ibu juga membiasakan kami berhemat dalam menggunakan sumber daya saat menjalankan tugas, termasuk penggunaan air. Setiap ada anaknya yang akan mencuci bahan makanan. Ibu meminta kita untuk menampungnya dan menyiramkan nanti pada tanaman di halaman.
Tips: Kita dapat secara konsisten menampung air bekas cucian tadi dalam wadah, kemudian gunakan untuk keperluan menyiram seperti ketika buang air, atau menyiram tanaman.
7 |Yuk Bangun Siklus Alami Air rumah Kita
Memerhatikan distribusi air rumah kita juga penting dilakukan untuk menghemat air. Pastikan setiap jalur perpipaan rumah berfungsi dengan baik dan tidak ada kebocoran. Jika terjadi kebocoran segera perbaiki agar tidak semakin banyak air yang terbuang percuma.
Jika menggunakan air tanah sebagai sumber air, kita dapat memakai pompa otomatis untuk menaikkan air ke tandon. Hal ini untuk meminimalkan air tumpah saat tandon telah penuh sementara pompa masih terus menyala.
Selanjutnya buat penampung air hujan. Air hujan dapat lebih banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan kita. Terlebih pada kegiatan mencuci dan menyiram. Bahkan banyak pihak telah melakukan upaya untuk menggunakan air hujan dalam memasak bahkan diminum!
Terakhir kita bisa membuat biopori dihalaman rumah kamu. Tahukah kamu, pembuatan biopori merupakan salah satu cara sederhana untuk membantu siklus alami air. Dimana air permukaan yang telah kita gunakan, akan dikembalikan lagi kedalam tanah dan menjadi cadangan air tanah. sehingga dengan membuat biopori sederhana dirumah, kita telah turut andil menjaga kesediaan air tanah!!
Tips: selama WFH ini kita bisa banyak mencari informasi bagaimana cara membuat biopori, memperbaiki pipa, bahkan membeli selang bertekanan secara daring!
Pengalaman Cara Efektif Menghemat Air
Pengalaman ini adalah saat aku masih di asrama ketika SMP dulu. Aku tinggal dalam satu kamar besar untuk 12 orang anak! dengan dua kamar mandi dibelakang. Kami semua memenuhi segala kebutuhan air dari situ. Seperti mandi, mencuci, dan mengepel lantai.
Satu gedung memiliki tiga lantai dengan empat kamar disetiap lantainya yang keseluruhannya membutuhkan akses air. Pertama gw tinggal disana semua berjalan dengan baik hingga perlahan musim penghujan berganti kemarau.
Pagi itu seperti biasa kami bersiap untuk sekolah. Bergantian mandi, sarapan, dan melaksanakan piket bersih pagi. Semua berjalan normal hingga beberapa temanku selesai mandi. Sampai giliran aku yang mandi dan musibah itu terjadi. Ditengah mandi air dari kran mati! Sialnya, hanya tersisa setengah ember untuk membilas semua sabun dibadan.
Aku hemaaat... supaya air itu bisa membersihkan seluruh badan. Saat selesai, aku bilang ke teman yang lain kalau air habis dan alhasil sebagian temanku berangkat sekolah tanpa mandi.
Kejadian ini terus berlanjut selama beberapa hari kedepan. Setelah diusut ternyata sumur air gedung asrama kami mengering. Air hanya tersedia sesekali saja yang kadang bercampur lumpur. Seperti keajaiban jika tiba-tiba kran menyala bersama air bersih, hehe.
Akhirnya dengan bekerja sama kami sekamar mencari air dengan membawa ember masing-masing. Beberapa sudut sekolah seperti masjid dan kamar mandi GOR masih tersedia air. Tapi karena jarak cukup jauh kami akhirnya melakukan penghematan air dan tenaga. Dengan melakukan trik sederhana berikut.
Pertama, Mandi dan cuci
Piring
Trik pertama ini mungkin agak sedikit tidak cocok dengan beberapa orang. Tapi sejauh yang sudah aku coba, trik ini tidak membawa masalah apapun. Selama kita membersihkan dengan baik setiap peralatan makan yang kita bawa.
Jadi saat aku hendak mandi, aku membawa serta pelaratan makan untuk ditaruh dibawah badan saat mandi. Dengan membasahi sedikit demi sedikit seluruh badan dengan air. Peralatan makanpun juga akan basah. Kemudian aku membersihkan seluruh tubuh dengan sabun, shampoo, sikat gigi segala macam, sekaligus mencuci peralatan makan.
Terakhir bilas tubuh yang sekaligus membilas peralatan dibawahnya. Setelah selesai mandi siram peralatan makan perlahan dengan satu gayung, cukup untuk bilasan terakhir. Hasilnya, aku bisa mandi sekaligus mencuci alat makan yang kotor.
Kedua, Tampung Air Bekas
Wudhu Masjid
Karena hanya sumur masjid dan beberapa tempat lain saja yang masih berfungsi baik. Masjid tidak boleh kami gunakan mandi karena dikhwatirkan airnya akan habis juga, sehingga hanya boleh buang air dan wudhu disana.
Dilihat tuh, banyak orang yang berwudhu di masjid dan rasanya sayang banget melihat air itu mengalir masuk selokan begitu saja. Maka aku dan lainnya bergerak untuk menampungnya.
Air sisa wudhu relatif masih bersih dan dapat digunakan kembali. Ini kami manfaatkan sebagai air untuk menyiram bekas buang air dan mengepel lantai. Ember yang telah terisi penuh kami bawa kedalam kamar mandi masjid. Sehingga ketika hendak buang air kami dapat menggunakannya untuk menyiram bekas buang air dan bersuci dengan air bersih.
Beberapa ember yang lain kami angkut bersama untuk digunakan mengepel lantai kamar setidaknya 2 hari sekali karena sudah terasa lengket. Hal ini tentu sangat mengurangi penggunaan air bersih secara lansung.
Ketiga, Mencuci bersama
Ketika hendak mencuci baju, aku akan bersama satu atau dua teman yang lainnya. karena kalau lebih banyak akan lama bercandanya daripada nyucinya, hehe. Kami menggunakan satu ember detergen untuk mencuci pakaian kami semua setelah sebelumnya direndam dan dibilas dengan air dahulu masing-masing.
Kemudian kami mencuci pakaian kami sendiri. Setelah selesai kami akan membilas kembali pakaian kami bersama dan terakhir dengan pewangi. Penggunaan detergen dan pewangi yang lebih sedikit akan membuat penggunaan air bersih berkurang.
Kita bisa melakukan tips ini dirumah dengan memisahkan pakaian mana yang sekiranya membutuhkan detergen atau pembersih ekstra dengan yang tidak. Karena dengan mencucinya terpisah, kita relatif lebih mampu mengontrol penggunaan detergen dan air yang digunakan membilas tidak terlalu banyak daripada jika semua pakaian terkena detergen lebih banyak.
Nah itu beberapa contoh
perbuatan mudah yang bisa kita lakukan untuk menghemat air selama WFH
#dirumahaja. Serta pengalamanku dalam bagaimana menghemat air sehingga tetap
dapat mencukupi kebutuhan.
Ajak Orang Lain Bersama Menghemat Air
![]() |
Ajak orang lain untuk bersama menghemat air |
Kita dapat mengajak dari lingkungan terkecil yaitu keluarga, kemudian kerabat, dan teman-teman kita. Informasikan kepada mereka pentingnya menghemat air dan langkah-langkah kecil yang dapat dilakukan untuk menjaga ketersediaan air kita.
Sehingga semakin banyak
orang tergerak dan peduli dengan menghemat air. Semoga semakin
menambah kelestarian bumi kita. Mari bergerak bersama menuju
perubahan!

Tidak ada komentar: