Pengertian Tumbuhan
Pteridophyta
Tumbuhan paku
(Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki
akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut.
Pteridophyta berasal dari
kata pteron: sayap bulu, dan phiton: tumbuhan.
Tumbuhan paku sering
disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar,
batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku
juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki
pembuluh pengangkut.
Baca juga: Materi Tumbuhan Lumut 10 SMA
Karateristik Tumbuhan
Pteridophyta
Tumbuhan paku memiliki
susunan yang khas, sehingga mudah dibedakan dengan tumbuhan lainnya.
Ciri - Ciri Tumbuhan Paku
Struktur Tubuh
·
Akar: Bersifat
seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas sel – sel
yang dapat dibedakan dengan sel – sel akarnya sendiri.
·
Batang: Batang, sebagian besar, adalah rimpang
yang tumbuh di, atau tepat di bawah, permukaan tanah. Mereka hanya memiliki
jaringan primer. Jika muncul di
atas permukaan tanah. Batangnya sangat pendek sekitar 0,5 m, akan tetapi ada
batang beberapa jenis tumbuhan paku seperti paku pohon atau paku tiang yang
panjangnya mencapai 5 m dan kadang – kadang bercabang misalnya: Alsophilla
dan Cyathea.
·
Daun: Bentuknya
selalu melingkar dan menggulung pada usia muda. berdasarkan bentuk ukuran dan
susunannya, daun paku dibedakan antara epidermis, daging daun, dan tulang daun.
Berdasarkan bentuk daun dibedakan lagi menjadi mikrofil dan makrofil, berikut
penjelasannya:
·
Mikrofil: Daun
ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan
tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat
dibedakan antara epidermis, daging daun dan tulang daun.
·
Makrofil:
Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangkai dan bertulang daun, serta
bercabang – cabang. Sel – sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi,
yaitu dapat dibedakan antara jaringan tiang, jaringan bunga karang, tulang
daun, serta stomata (mulut daun). Daun paku tumbuh dari percabangan tulang daun
yang disebut frond.
Jika diperhatikan pada permukaan bagian daun (frond)
terdapat bentuk berupa titik-titik hitam yang disebut sorus, dalam
sorus terdapat kumpulan sporangia yang merupakan tempat atau wadah dari spora.
Tidak semua daun paku memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus
merupakan daun fertil yang disebut daun sporofil.
Daun paku yang tidak memiliksorus disebut daun steril. Daun ini banyak mengandung klorofil dan banyak dimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Daun ini disebut daun tropofil.
Klasifikasi Tumbuhan Paku
Menurut Gembong
Tjitrosoepomo, dalam buku Morfologi Tumbuhan tahun 2005, pteridophyta
memiliki jenis yang heterogen, baik dari segi habitatnya maupun cara
hidupnya. Tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi paku sejati
(pteropsida), paku purba (psilopsida), paku ekor kuda (sphenopsida), dan paku
kawat (lycopsida).
Baca juga: Materi Pengertian dan Klasifikasi Tumbuhan Lengkap
Subdivisi Paku Sejati
(Pteropsida)
Pteropsida atau paku
sejati juga biasa disebut sebagai tumbuhan pakis. Disebut sejati, karena
tumbuhan paku jenis ini memiliki akar, batang, dan daun sejati. Biasanya, kalau
daun masih muda itu bakal menggulung.
Di antara jenis tumbuhan
paku, jenis inilah yang paling banyak spesiesnya. Batang paku sejati tumbuh di
atas permukaan tanah secara tegak dan ada juga yang terbenam ke bawah tanah.
Penyebaran spora dibantu oleh angin ke berbagai daerah. Berikut ciri
singkatnya:
·
Memiliki batang
yang berbentuk tegak dan tumbuh diatas dan dibawah permukaan tanah.
·
Menghasilkan
spora yang berjenis homospora dan isospora.
·
Spora yang
dihasilkan berkumpul dibawah daun.
· Penyebaran spora untuk berkembang biak menyebar melalui bantuan angin.
Contoh:
Subdivisi Paku Purba (Psilopsida)
Sesuai dengan namanya,
paku purba merupakan tumbuhan paku yang keberadaannya sudah hampir punah.
Tumbuhan ini sudah ada sejak zaman purba dan saat ini ditemukan dalam bentuk
fosil. Bentuk daunnya kecil, bahkan ada yang tidak berdaun.
Tumbuhan paku purba juga
sering disebut sebagai paku telanjang, karena sporangiumnya terbuka. Mereka
tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tapi, tetap memiliki pembuluh
angkut xilem dan floem ya.
Meskipun jenis paku
purba banyak yang ditemukan dalam bentuk fosil seperti Rhynia major,
tetapi masih ada spesies yang masih ada sampai saat ini, yaitu Psilotum.
Berikut ciri singkatnya:
·
Hidup di daerah
beriklim tropis & subtropis
·
Homospora
·
Berdaun mikrofil
serta batangnya berklorofil
· Tak mempunyai daun sejati
Baca juga: Pengertian, Contoh, dan Manfaat Keanekaragaman Hayati Indonesia
Subdivisi Paku Ekor Kuda
(Sphenopsida)
Tumbuhan paku jenis ini
disebut sebagai paku ekor kuda karena bentuknya yang menyerupai ekor,
memanjang. Paku ini bisa berusia tahunan!
Batangnya berwarna
hijau, beruas, berlubang di tengah, dan bisa bercabang hingga membentuk lubang.
Lubang di tengah itu berperan dalam proses fotosintesis sebagai pengganti daun.
Berikut ciri singkatnya:
·
Memiliki batang
yang berbentuk tegak.
·
Menghasilkan
spora yang berjenis heterospora.
·
Pada bagian
batang mengandung kadar silika yang tinggi.
· Menyenangi daerah rawa yang lembab.
Contoh:
Subdivisi Paku Kawat
(Lycopsida)
Paku kawat atau lycopsida merupakan jenis tumbuhan paku yang termasuk dalam heterospora, yaitu dapat menghasilkan dua macam spora (mikrospora dan makrospora). Ciri-cirinya sesuai dengan namanya, yaitu berdaun kecil dengan susunan spiral dan memiliki batang seperti kawat.
Untuk sporangiumnya akan muncul di ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus. Biasanya paku ini kawat hidupnya di daratan. Berikut ciri singkatnya:
·
Terdiri dari daun
sejati, batang dan akar.
·
Menempelkan diri
pada tanaman lain sebagai media untuk hidup.
·
Memiliki ukuran
daun yang sangat kecil dan berbentuk rapat.
· Menghasilkan mikrosporangium dan sporangium.
Contoh:
Reproduksi dan Metagenesis Tumbuhan Paku
Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetatif), yakni dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora.
Reproduksi secara seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat–alat kelamin (gametogonium).
Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan
spermatozoid dan gametogonium betina menghasilkan sel telur (ovum) seperti
halnya tumbuhan lumut, tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran
keturunan).
metagenesis tumbuhan paku |
·
Metagenesis paku
homospora
· Metagenesis Paku Heterospora dan Paku Peralihan
Pada metagenesis
tumbuhan paku, baik pada paku homospora, paku heterospora, ataupun paku
peralihan, pada prinsipnya sama. Ketika ada spora yang jatuh di tempat yang
cocok, spora tadi akan berkembang menjadi protalium.
Protalium ini merupakan
generasi penghasil gamet atau biasa disebut sebagai generasi gametofit, yang
akan segera membentuk anteredium yang akan menghasilkan spermatozoid dan
arkegonium yang akan menghasilkan ovum.
Ketika
spermatozoid dan ovum bertemu, akan terbentuk zigot yang diploid yang akan
segera berkembang menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang kita lihat
sehari-hari merupakan generasi sporofit karena mampu membentuk sporangium yang
akan menghasilkan spora untuk perkembangbiakan.
Fase sporofit
pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase
gametofitnya. Apabila kita amati daun tumbuhan paku penghasil spora (sporofil).
Di sana akan kita
jumpai organ-organ khusus pembentuk spora. Spora dihasilkan dan dibentuk dalam
suatu wadah yang disebut sebagai sporangium. Biasanya sporangium pada tumbuhan
paku terkumpul pada permukaan bawah daun.
Tidak ada komentar: